Memasukkan anak “special needs” ke sekolah yang menerapkan sistem inklusi adalah pilihan tepat. Karena anak-anak special needs ini belajar di kelas yang sama dengan anak-anak pada umumnya, tetapi mereka memperoleh layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Baik berkaitan dengan materi, strategi pembelajaran, media yang digunakan maupun evaluasinya.
Seorang Ibu memiliki anak usia 8 tahun 7 bulan, laki-laki, abk dengan hiperaktif dan autis. Dari kecil (4 tahun) kami sudah melakukan terapi-terapi,ada perubahan-perubahan. Tetapi sampai sekarang sifat hiperaktifnya masih ada, dan kadang kesabaran ibu ini berkurang. Ibu ini memasukkan anaknya ke sekolah di SDN inklusi bogor, kelas 2.
Solusi Ibu tersebut memasukkan anaknya ke sekolah umum adalah hal yang dipandang baik oleh Namih Al Faisal sehingga perkembangan tumbuh kembang maupun kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik anak mengalami kemajuan. Anak dengan special needs juga ada yang mempunyai kemampuan IQ (Intelegence Quetion) yang memadai bahkan ada juga yang di atas rata-rata anak pada umumnya.
“akupuntur khusus untuk Autisme” sudah teruji cukup berhasil membantu mengurangi hiperaktif dan merangsang pusat bicara.
Di samping itu, untuk membantu mengurangi hiperaktifnya. Namih Al Faisal menyarankan mengikuti program “behavior therapy” (terapi perilaku) dalam upaya untuk membantu mematuhi aturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat kita.
sumber:
-eramuslim.com oleh Namih Al Faisal, S.Pd
-http://dyahanggraini.ngeblogs.com/category/psikologi-anak-khusus/page/2/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar