Sabtu, 17 April 2010

Mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus

Dunia terasa lengkap saat seorang anak lahir di dunia. Apalagi lahir tampak normal, tidak ada kelainan fisik yang tampak pada bayi. Tangis melengking si bayi menambah meriah kebahagiaan keluarga. Dalam perkembangannya karena ibu adalah seorang yang bekerja dia memberi ASI (air susu ibu) dan diselingi susu formula dengan harapan saat tiba waktunya bekerja ibu tidak repot menyapihnya. Saat anak menginjak usia 1 bulan si bayi harus opname di rumah sakit dengan dehidrasi karena diare, selanjutnya sampai usia 20 bulan sudah 4 kali opname di rumah sakit dengan kasus yang sama. Bisa berjalan usia 14 bulan, terkesan hiperaktif, ada masalah tidur, usia 20 bulan belum ada kata- kata yang keluar dari mulutnya. Ada saran dibawa ke psychiatry anak dan didiagnosa ADHD (Attention Deficit Hyperaactivity Disorder). Diberi obat- obatan dan disarankan terapi perilaku. Dan harus melakukan diet CFGF (Casein Free Glutein Free).

Sedikit cerita tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Bagaimana orang tua menyikapi hal ini dengan benar sangat menentukan masa depan anak. Saat pertama kali mendengar hal itu wajar jika orang tua menjadi sedih sampai menangis tiap malam. Tetapi kedewasaan orang tua harus ditunjukkan. Bisa dimulai dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang apa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Apa yang harus dilakukan, perlukah pengobatan biomedis untuk anak ini, pemeriksaan apa yang menunjang, harus konsultasi ke siapa saja, kapan anak mendapat terapi perilaku dan sebagainya.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak biasa dalam pendidikan dan kasih sayang, bahkan mereka perlu perhatian lebih untuk mempelajari hal yang remeh sekalipun dengan kekurangannya. Anak biasa 2 sampai 3 kali ulangan sudah bisa, ABK lebih dari 10 kali ulangan belum tentu bisa. Tetapi jangan dijadikan kekurangan dan kesulitannya dalam belajar timbul rasa kasihan atau iba yang bisa menghambat proses mereka dalam mengenal, mempelajari, dan memahami. Diperlukan kedisiplinan dari orang tua dalam memberi pelajaran dan perhatian untuk ABK. Menghargai setiap kerja keras Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) apa pun hasilnya memacu mereka untuk dapat lebih baik lagi. Setiap anak mempunyai potensi, orang tua harus pandai menangkap potensi yang ada dan mengembangkannya.

Bisakah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai kesempatan untuk bersekolah umum dan berbaur dengan anak normal? Dengan Program Inklusi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bisa belajar dengan anak biasa atau normal. Peranan orang tua sangat membantu, tidak perlu malu, atau pun gengsi mengakui mereka sebagai Anak Berkebutuhan Khusus. Berpikir positif saja. Semua yang dilakukan untuk Anak Berkebutuhan Khusus adalah suatu proses sehingga tidak dapat dilakukan dengan segera atau instant. Belajar dan belajar dengan yang seharusnya bukan memaksakan kehendak kita yang tidak sesuai kemampuan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dan berdoa kepada Tuhan sang Pencipta karena Anak Berkebutuhan Khusus di mata Tuhan adalah ciptaanNya yang dipercayakan kepada orang tua yang dipilihNya.

sumber: http://rasyidrayyaan.blogspot.com/2009/10/mempunyai-anak-berkebutuhan-khusus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar