Minggu, 25 April 2010

Mengenang Rosita Si Gadis Mungil yang Luar Biasa

Pada suatu saat ada percakapan antara murid dengan seorang Guru, yang sedang mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan kepada murid-murid. Para murid diperlihatkan seorang yang buta sejak lahirnya. Apa komentar para murid itu. "Guru, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta ?

Coba cermati..., pertanyaan itu terasa konyol barangkali...atau memang seperti itulah manusia yang sedang menghadapi masalah "kecacatan"? Kecacatan dihubungkan dengan Dosa...!?

Tetapi nampaknya...begitu ya...kecacatan seringkali di hubung-hubungkan dengan dosa...,dan hal seperti itu selalu ada di sepanjang sejarah manusia.

Konon, pertanyaan atau hipotesa itu muncul, karena manusia tidak bisa memberi jawab, kenapa ada manusia yang terlahir cacat !!

Apa jawab sang Guru terhadap pertanyaan para murid : "Bukan dia (si penyandang cacat) dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Tuhan harus dinyatakan di dalam dia (si penyandang cacat). Apa maksud guru itu sih...?!..begitu istimewanyakah mereka, sehingga mereka dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan..? Pekerjaan Tuhan macam apakah yang hendak dinyatakan lewat dia...? Kira-kira begitulah para murid itu bertanya-tanya dalam batinnya.

Perenungan yang mendalam hari ini kutemukan ....yaitu...JANGAN BATASI PEKERJAAN TUHAN.

Seringkali manusia terjebak pada "label", dia tidak bisa seperti ini, dia cantik , dia jelek...bahkan muncul juga dia "CACAT". Bukankah ketika kita memberi "label" kepada Tuhan kita sedang membatasi pekerjaan Tuhan.

Inilah label yang sering kita berikan kepada para penyandang cacat :

Orang buta (tuna netra) tidak bisa melihat, (Siapa bilang si buta tidak bisa melihat ?)

Orang tuli (tuna rungu) tidak bisa mendengar (Siapa bilang si tuli tidak bisa mendengar ?)

Orang lumpuh (tuna daksa) tidak bisa berjalan (Siapa bilang si lumpuh tidak bisa berjalan ?)

Si Retardasi menta (tuna grahita) selalul bodoh (Siapa bilang si retardasi mental selalu bodoh ?)

Mari kita lihat dan cermati..

Perhatikan tuna netra yang terampil menggunakan tongkat dan tangannya, apakah kita pernah melihat mereka terjatuh tersandung batu? Bukankah mereka melihat ?

Coba lihatlah para tuna rungu yang bisa terbahak-bahak tertawa, ketika membaca tulisan awas dan juga membaca bibir kita (lipsing), merekapun merespon percakapan kita...Bukankah mereka mendengar?

Lihatlah para penyandang tuna daksa yang bisa naik motor modifikasi, bisa menjelajah kemana-mana, bahkan konon ada yang pernah menjelajah ke seluruh Indonesia...Bukankah mereka bisa berjalan ?

Si tuna grahita yang seringkali di olok-olok anak-anak, coba lihat, setiap kali dia diberikan tugas yang mampu di kerjakannya, selalu dilakukannya tanpa berbantah-bantah...apakah anak-anak "normal" bisa melakukannya tanpa berbantah? Habis makan cuci piring...bisakah anak "normal" melakukannya tanpa berbantah ria..? Bukankah mereka bukan anak yang bodoh ?

Tuhan menyatakan pekerjaan yang luar biasa untuk mereka, tangan,kaki dan indera lainnya, dapat dipakainya untuk meRosita_Weblihat...!

Seringkali orang memberi label bahwa melihat harus pakai mata, tapi lihatlah.pekerjaan Tuhan melalui mereka, bahwa "melihat" itu tidak harus pakai mata, tapi dapat menggunakan indera lainnya...

Mari kita perluas cara pandang kita...dengan tidak pernah membatasi pekerjaan Tuhan dalam kehidupan kita.

Rosita telah mebuktikan hal itu...!!! di masa hidupnya yang hanya 13 tahun...Tuhan telah memampukan dia dan keluarganya untuk menyaksikan pekerjaanNya...artikel tentang Rosita silahkan visit di www.rawinala.or.id

Dipersembahkan untuk ROSITA HILDANAULI PANGGABEAN (alm) yang telah meninggalkan kita dan yang harus menyelesaikan TUGASnya....untuk memberi makna pada setiap orang bahwa kecacatan bukan penderitaan..melainkan perbedaan dan keberagaman.

With love : Sigid Widodo.


sumber: http://rawinala.or.id/mengenang-rosita-si-gadis-mungil-yang-luar-biasa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar