by : dr Rahmat Yanuardi
Lulusan School of Mind Reprogramming
Mereka.. bagaikan daun kering yang berserakan.. ketika tidak berguna maka Mereka akan dibuang. Sesaat tampak saya yg menolongnya.. Padahal sayalah yang mereka tolong.. melalui deritanya.. mereka menolong saya agar meyakinkan diri, untuk berbuat “lebih” supaya mereka tidak sekedar menjadi daun kering yang terlupakan.. Yaa Robb.. Bimbinglah hamba..
Inilah yang saya rasakan, ketika saya menerima sebuah surat pendek yang indah, ditulis tangan di atas sobekan kertas buku tulis.. oleh seorang anak perempuan berumur 9 tahun.. anak dengan “kebutuhan khusus” kategori slow learner yang sangat pendiam, yang merasa dirinya ditolak oleh lingkungannya.. bahkan oleh salah satu orangtuanya.. serangkaian kisah sedih diutarakan olehnya, bahkan jujur sayapun sempat meneteskan airmata ketika sedang raport building dengannya.. dia, tidak mengharapkan sesuatu yang mewah, tidak juga sesuatu yang berlebihan, dia hanya ingin diterima oleh teman teman sebayanya, oleh keluarganya, dia hanya ingin dihargai.. walau dia dalam mengerjakan sesuatu tidak memberikan hasil yang “sempurna”.. dia.. sangat perasa.. kerap kali perasaannya hancur ketika dirinya dimarahi.. selama ini dia mengharapkan orang yang bisa bertutur lembut kepadanya.. yang bisa menghargai dirinya apa adanya..
Ada sepenggal kisah yang sangat mengusik perasaan saya.. yaitu ketika waktunya dia belajar.. dia tidak tidak bisa konsentrasi.. dia selalu menoleh kekiri atau kekanan.. ketika saya tanya: “kamu melihat apa?” dia menjawab: ” aku melihat **** (salah satu orang tuanya)” .. “oohh.. memang **** sedang apa?” balas saya.. “**** sedang main sama adek..” jawabnya, dan sayapun melihat matanya memerah dan lambat laun airmatanya pun bergulir jatuh dari kedua sudut matanya.. lalu menundukan wajahnya.. “Hhmm.. sebenernya kamu juga ingin main bersama **** dan adek ya?” menunduknya pun semakin dalam.. dan spontan ada sesuatu yang langsung menghantam kalbu saya.. begitu keras.. dan tidak terasa air mata sayapun ikut mengalir jatuh.. Andai saja, kedua orangtuanya bisa menyaksikan cerita anaknya, mungkin mereka akan tersentak dan sadar betapa mereka selama ini telah mengabaikan seorang anak yang istimewa.. sampai saat ini saya menulis artikel ini mata saya masih berkaca kaca bila mengingat saat itu..
Adalah kebanggaan tersendiri bagi saya saat dia memberikan surat ungkapan terimakasih kira kira dua jam setelah selesai therapy.. saya begitu terkejut.. dan saya menyadari.. bahwa diluar sana masih banyak anak2 yang diabaikan oleh orang tuanya hanya karena anak tersebut memiliki “kebutuhan khusus” anak ini membuat saya tersadar bahwa saya sebagai hypnotherapy bisa berbuat lebih bagi mereka.. anak anak yang memiliki “kebutuhan khusus” dan “anak yang ditolak oleh keluarganya” .. dalam hati saya: ” nak.. kamulah sesungguhnya yang membantu saya…”
Beruntung beberapa hari sebelumnya saya mendapatkan tekhnik yang “sederhana tapi canggih” dari mas Antonius Arif dan diberikan masukan yang “luar biasa” dari mas Teddi Prasetya Yuliawan.. sehingga hanya dalam waktu 15 MENIT SAJA, saya bisa membantu klien istimewa saya untuk bisa keluar dari penjara sedih, marah, dan murung.. tidak ada perasaan lain yang sangat luar biasa yang mampu menandingi saat ya bisa melihat dia tersenyum.. bahkan tertawa.. dan diapun selalu tersenyum sejak keluar dari ruangan kepala sekolah, sampai tiba waktunya dia pulang kerumah..
Cerita ini saya dedikasikan khusus untuk para trainer saya yang sangat baik dan rendah hati, dan tentunya untuk school of mind reprogramming.. karena telah berperan membuat sebuah “PERUBAHAN” Alhamdulillah…
sumber: http://www.mind-reprogramming.com/balada-anak-dengan-kebutuhan-khusus-special-need/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar