Selasa, 27 April 2010

Ortu Siswa Tunanetra Minta Keringanan Seleksi Masuk SMA

Jakarta - 4 Orangtua siswa-siswi tunanetra mendaftarkan putra-putri mereka ke SMA 66 di Jalan Bangau, Cilandak, Jakarta Selatan. Selain mendaftar, mereka juga meminta anak-anaknya mendapat keringanan dalam mengikuti seleksi masuk. "Anak kami berempat ikut program inklusi tahun 2006 Dulunya anak kami sekolah di TK, SD, SMP di SLB Lebak Bulus tingkat nasional," ungkap Suparwi, orangtua salah satu siswa saat ditemui di SMA tersebut, Jumat (6/7/2007). Namun saat kelas tiga SMP, karena dinilai berprestasi, keempat siswa itu dipindahkan ke SMPN 226 Pondok Labu. "Jadi tentunya (perlakuan) antara tunanetra dan normal beda, apalagi anak kami baru 1 tahun mengikuti program inklusi di sekolah reguler. Yang normal saja kesulitan saat UN apalagi yang tunanetra," jelas Suparwi Suparwi mengaku sudah mendaftar ke SMA 54 Jatinegara, dan SMA 62 Kramatjati, Jakarta Timur. Namun di dua sekolah itu tidak ada tempat untuk anak tunanetra, sehingga satu-satunya harapan hanya di SMA 66 yang menyediakan program inklusi tunanetra dan tunarungu. Namun upaya keempat orangtua itu tampaknya sulit terwujud. Kepala Sekolah SMA 66 Maman Sumarwan mengatakan, pihaknya tidak memberikan pengecualian untuk anak tunanetra. "Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa pun yang ingin mendaftar ke SMA 66, hanya tes masuknya harus sesuai aturan yang berlaku," tegas Maman. Maman menambahkan, selama 6 tahun sudah ada 36 siswa-siswi tunanetra dan tunarungu yang menuntut ilmu di sekolah tersebut. "Semuanya berprestasi baik. Untuk tahun ini saja ada satu lulusan, Dimas Prasetyo, yang mendapat peringkat kedua nilai NEM tertinggi. Dan satu siswa tunarungu dapat PMDK di ITB," beber dia. Diakui Maman, anak-anak tunanetra dan tunarungu ini memang istimewa. Namun sekolah tidak pernah memberikan pengecualian, termasuk bagi siswa yang sudah masuk ke sekolah tersebut di tahun sebelumnya. "Jadi baru tahun ini saja ada yang protes," katanya. Tahun 2006 lalu, patokan NEM tertinggi untuk siswa yang akan masuk ke SMA 66 ditetapkan 24,63. Sementara Kiagus Achmad dari LBH Jakarta yang mendampingi keempat orangtua murid itu mengaku pihaknya masih akan menunggu hingga 10 Juli, saat pengumuman daftar nilai terendah. "Kita tunggu, apakah mereka bisa masuk atau tidak," katanya.

sumber: http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/06/time/134634/idnews/801972/idkanal/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar